RSS
Diberdayakan oleh Blogger.

Stres Membuat Kita Jadi Pelupa

KOMPAS.com Ternyata berpikiran positif tak hanya membuat hari-hari kita jadi lebih indah, tetapi juga menstimulasi otak untuk mengolah informasi lebih baik. Dengan demikian otak kita dalam kondisi prima untuk jangka panjang.

Penelitian yang dilakukan pada 2007 menunjukkan bahwa respoden yang selalu mengelilingi dirinya dengan energi positif mampu menekan risiko kemunduran fungsi kognitif otak hingga 60 persen. Sementara itu, responden yang kerap stres dan emosional mengalami kemunduran daya ingat atau dimensia.

Thomas Crook, PhD, ahli pencegahan gangguan memori, bercerita bahwa setiap kita pasti memiliki peristiwa-peristiwa yang menguras emosi, mulai dari kegagalan, kekecewaan, atau bahkan penghianatan. Ini adalah sumber-sumber stres emosi yang bisa memengaruhi kerja otak kita. Meski demikian, Crook menambahkan bahwa bukan berarti kita harus selalu tersenyum menghadapi semua cerita sedih yang masuk dalam hidup kita. “Kita boleh saja bersedih. Namun, reaksi kita untuk kembali optimis dan semangat adalah reward bagi otak sehingga fungsi kerjanya tak menurun.”

Crook mengajak kita untuk sesegera mungkin mengeluarkan stres emosional dari dalam kepala. "Analogikan kita sedang menekan tombol eject pada DVD player saat kita tak menyukai film yang kita tonton. Lalu lihat berapa banyak 'DVD kebahagiaan' yang tersisa di 'rak' kehidupan kita."

Proses tersebut menurut Crook akan membuat otak kita memutar memori-memori yang dapat mengembalikan semangat kita. Oleh tubuh, hal itu akan diartikan dengan mengeluarkan hormon endorfin untuk memberikan sensasi rasa bahagia dalam diri. "Dari sinilah akan terlihat bahwa sistem tubuh tak hanya bekerja sendirian. Kemampuan memori otak kita akan terasah plus metabolisme tubuh kembali bekerja normal."

Itu mengapa para ahli saraf percaya, kemampuan kita untuk mengendalikan emosi dan stres adalah cara untuk melindungi jaringan-jaringan otak. Pasalnya, emosi adalah pemicu bagi banyak area di dalam otak, mulai dari memori, kemampuan berpikir logis, hingga kemampuan berekspresi.

Jadi setiap kali stres menghadang, cobalah untuk berpikir positif agar otak pengendali emosi kita dapat memprogram ulang mood positif kita. Dengan begitu, kita bisa mengembalikan kesadaran fungsi otak akibat respons tubuh yang bekerja kembali normal. Ingat, jika Anda ingin otak tetap bekerja maksimal, maka jangan mau lama-lama menyimpan emosi negatif dalam diri.


"dikehidupan modern, kita dituntut bisa memegang beberapa peran dalam sehari yang meminta otak merekam berbagai macam perintah. Dari kesibukan itu membuat kita melupakan hal-hal lain. Akan menjadi fatal ketika hal yang kita lupakan adalah sesuatu yang sangat penting serta harus kita lakukan terlebih dahulu. Hal inilah yang menjadi pemicu stressnya diri kita yang berujung menjadi pelupa. Alangkah lebih baik tajamkan daya ingat kita seperti perhatikan asupan makanan, dalam keadaan streesss dan tertekan, tenangkan diri dan atur napas sambil terus berpikir positif dan rutin melakukan olahraga."

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

6 komentar:

Erica mengatakan...

ya kalo begitu jangan stress ya, mikirin g aja hehehe :))

Hyuga Clan mengatakan...

stress ya tidur aja besok juga lupa lagi^^ smile is the key to cheer up ^^

Hyuga Clan mengatakan...

stress ya tidur aja besok juga lupa dah haha.... n smile is the key to be always happy ^^

Eric Fernando mengatakan...

bagus gus artikelnya, tapi klo bleh kasih saran, latarnya jgn ungu gus, gk kebaca nh...hehehe...but isinya d ok..lanjot..oya follow my blog juga ya di

http://www.ruangbisnis2010.blogspot.com

Agustina mengatakan...

@erica: mikir u makin streeezzz tau....
@Hyuga: always smile ^^
@Eric: tq sarannya......

Lia Lucky Girl mengatakan...

Stress.... Kata yang melekat dekat dengan kita. Stress memang tidak bisa dihindari tetapi dapat kita kelola. Saya sangat setuju bahwa kemampuan kita mengolah emosi sangat penting. Apalagi jika pekerjaan kita sangat menuntut sikap profesional seperti manajer, customer service, terutama pengajar. Karena saya sendiri seorang pengajar, pengelolaan emosi penting sekali. Namanya juga seorang pengajar, lucu sekali jika emosinya dilampiaskan pada anak yang diajar.
Selain itu, sangat disayangkan jika kita menjadi moody saat bekerja. Tentunya yang didapat hanya pekerjaan yang tidak selesai dengan memuaskan dan pandangan bahwa kita orang yang "buruk".
Jadi, berpikirlah sebelum bertindak. Jangan kebalikannya, bertindak dulu baru berpikir.

Posting Komentar

Anda Pengunjung ke